Minggu, 16 Juli 2017

Perawatan Jimny: ganti kabel gas yang nyaris putus



Perawatan Jimny: ganti kabel gas yang nyaris putus

Beberapa waktu yang lalu, sore sewaktu berkendara di ringroad timur Jogja, sepulang dari rumah ortu, Jimny’88 saya mengalami sedikit trouble. Apakah trouble-nya?  Jadi, ketika pedal gas dilepas (tidak "ditancap"), jip tetap meluncur, nyelonong, ngegas sendiri. Waah…. gawat banget bukan? 

Beginilah wujud kabel gas yang nyawanya tinggal separuh
Tanda-tanda kabel gas akan putus
Saya deskripsikan frasa “akan putus” ini, which means si kabel belum putus total, masih setengah putus, setengah nyambung   kayak hubunganmu dengannya itu lho, dek…. gak jelas. bwihik.… bwihik :D.

Kabel gas Jimny yang nyaris putus dan gambaran strukturnya pas pedal gas ditekan. Gimana? Ngerriiiii...... 

Sewaktu berhenti di lampu merah, seperti biasa, gigi masuk ke netral. Yang aneh, suara mesin terdengar bernada tinggi dan“nggereng” . Yaa senada dengan vokalnya Rob Halford itu deh *ha?? sopo to kui mbak? mbuh, dek, guglingo dewe.* Well, dalam bahasa Indonesia, nggereng ini bersinonim dengan kata “mengerang. Hehe… at least itulah gambarannya.

Ini jelas tak seperti  biasanya yang anteng, renyah, tapi empyuk bak rempeyek…. Eh bukan dink, bak warna vokalnya Ona Sutra. ^^

Setiap mau sampai di lampu merah, perasaan sudah tak enak saja, karena suara nggereng itu pasti bakal terdengar lagi. Mirip dengan stationer yang disetel ketinggian… Ah, tapi masak sih, setelan stationer bisa berubah sendiri tanpa diulik? 

Hal ini pun masih ditingkah dengan terasa ngeyelnya si pedal gas yang tidak mau balik ke posisi normal. Seret!  Kayak ada komponen yang kecantol gitu. Satu-satunya cara menormalkan suara yang “meresahkan” itu adalah dengan “me-mengkal” pedal secara hati-hati bin tenderly, agar kembali ke posisi normal. Kenapa harus hati-hati? Lha kalau tidak, dikhawatirkan kalau ada perkabelan yang mbundhet atau putus, lalu mesin tidak bisa digas, lantas jip jadi mogok, dan saya dan masjo harus berbuka puasa di tengah ringroad  *dengan takjil asap dan debu jalanan?? Hikz*.   

Lha berhubung bepergiannya pas puasa Ramadhan, dan berjarak dekat pula, maka kami santai aja tidak membawa makanan dan minuman. Ini menjadi catatan bahwa, walaupun pas puasa, dan melakukan perjalanan berjarak dekat, kita tetap perlu membawa makanan dan minuman untuk berjaga-jaga.

Mengganti kabel gas sendiri, gampang kok!
Dan akhirnya kami pun selamat sampai di rumah sebelum adzan Magrib. Alhamdulillah, jip tidak mogok. Cumaa, rasanya ketir-ketir saja di sisa perjalanan itu Fyuuh…. Legaaaa.

Besok paginya masjo berinisiasi mencari tahu apa penyebab keanehan itu. Ternyata sesuai dugaan: kabel gas nyaris putus! Jadi, “nyawa” si kabel tinggal ditopang oleh dua utas kabel saja yang masih utuh, dari total enam utas. Waah… nyaris saja ya. Oiya, masing-masing utas itu terdiri atas kabel-kabel yang diameternya lebih kecil lagi. 

Kondisi kabel tersebut kemarin sore bisa digambarkan sebagai berikut:
ketika pedal gas diinjak, kabel itu meregang. Nah, bayangin saja andai meregangnya kebablasen: “mak thel!” putus dong, dan tidak bisa digas lagi. Ndorooong….. Amsyoooong. Untunglah hal itu tidak sampai terjadi. Hihihi.

Kembali ke pengecekan kabel gas tadi. Selanjutnya, masjo utak-atik sendirilah. Asal masih sebatas perbaikan minor, doi sanggup mengerjakannya. Saya sih nonton aja sambil mempelajari, *irit tenaga cyiin.... puasa-puasa :)* Bahan dan alat kerja yang dibutuhkan pun simpel, yaitu:

1. Kabel gas yang baru. 
Karena ini komponen vital, berhubungan dengan bisa tidaknya kendaraan dioperasikan, ya harus yang SGP dong, Suzuki Genuine Part. Harganya? Tenaang, terjangkau kok, Rp 38.000;- saja. Heh. Itulah sisi prosnya miara Jimkat, onderdilnya tidak mbikin kantong bolong.  Belinya di mana? Di toko onderdil mobil lokal Prabu Motor, Jokteng Wetan, Kota Jogja. Eiiitt, saya tidak di-endorse sama toko tersebut  lho ya. Just for sharing kalau-kalau anda juga butuh info tokonya. Kalau agan Koh Prabu mau ng-endorse saiyya? Oh monggooo… PM ya gan. Hehehe :))   Eh ciyus lho ini, Koh.

 
Kiri: kabel baru, kanan: kabel lama
Bungkus kabel gas yang SGP

       2.  Oli semprot
Buat melumasi bagian kabel yang letaknya njepit. Oli ini di-skip tidak apa-apa, vaselin pun sebenarnya sudah cukup. Cuma, biar yakin saja bahwa sisi tersulitnya sudah terlumasi. 

Kanan atas: oli semprot bermulut panjang runcing mirip paruh burung colibri, untuk memudahkan lubrikasi (abaikan sosok onggokan berbulu itu yess... beliau Denmas Tobi meong saya yang selalu kepo pada apa yang saya kerjakan ^^
3. Vaselin
Buat melumasi overall si kabel sebelum dipasang, supaya tidak terjadi friksi yang akan mempercepat keausan kabel. Tekstur vaselin ini lebih thick daripada oli, sehingga lebih menjamin keawetan perlindungan kabel terhadap friksi.

Vaselin *bukan buat henbodi ya sis :D*
        4. Kunci pas nomor 10
Buat mengencangkan dudukan gas yang di-attach di ruang mesin. Gambarnya bisa dilihat di atas-atas tadi.

Proses Pengerjaan
Pengerjaan penggantian kabel ini cepat banget, hanya 10 menit saja. Tekniknya juga simpel, hanya mencabut kabel lama, kemudian memasang kabel baru. Ya iyalaaah…. Hedeeh  -___-  Lha tapi detailnya gimana? Untuk para brotha mungkin sudah banyak yang pada tahu ya. Untuk brotha-brotha yang belum familiar dengan proses ini dan terutama untuk para sista, ini saya share detailnya.

Semprotkan oli ke celah-celah kabel

Oleskan vaselin seluruh sisi kabel
Kabel sudah terlubrikasi, siap dipasang

Pasang kabel dengan cermat
Kencengin pakai kunci pas
Kabel baru sudah terpasang
Letak geografis kabel gas, membujur di tengah frame foto ini. Hayo yang mana sis? ^^

Demikianlah brosis, miara dan merawat mobil tua itu memang butuh ketelatenan. Kita pun dituntut bisa menyensitifkan indera dan feeling. Dalam kasus kabel gas Jimny yang nyaris putus ini, indera pendengaran harus sensitif merasakan adanya perubahan suara mesin. Indera peraba, dalam hal ini telapak kaki, pun dituntut untuk bisa merasakan apakah pijakannya mengalir lancar jaya saja, ataukah ada yang seret. Semoga bermanfaat ya.

Wassalam

~Piet~