Perawatan Jimny: ganti kabel gas yang nyaris putus
Beberapa
waktu yang lalu, sore sewaktu berkendara di ringroad
timur Jogja, sepulang dari rumah ortu, Jimny’88
saya mengalami sedikit trouble.
Apakah trouble-nya? Jadi, ketika
pedal gas dilepas (tidak "ditancap"), jip tetap meluncur, nyelonong, ngegas
sendiri. Waah…. gawat banget bukan?
Beginilah wujud kabel gas yang nyawanya tinggal separuh |
Tanda-tanda kabel gas akan putus
Saya deskripsikan frasa “akan putus”
ini, which means si kabel belum putus
total, masih setengah putus, setengah nyambung
kayak hubunganmu dengannya itu
lho, dek…. gak jelas. bwihik.… bwihik :D.
Kabel gas Jimny yang nyaris putus dan gambaran strukturnya pas pedal gas ditekan. Gimana? Ngerriiiii...... |
Sewaktu
berhenti di lampu merah, seperti biasa, gigi masuk ke netral. Yang aneh, suara mesin terdengar
bernada tinggi dan“nggereng” . Yaa senada dengan
vokalnya Rob Halford itu deh *ha?? sopo
to kui mbak? mbuh, dek, guglingo dewe.* Well,
dalam bahasa
Indonesia, nggereng ini bersinonim
dengan kata “mengerang”. Hehe… at least
itulah gambarannya.
Ini jelas tak seperti biasanya
yang anteng,
renyah, tapi empyuk bak rempeyek…. Eh
bukan dink, bak warna vokalnya Ona Sutra. ^^
Setiap mau sampai di lampu merah,
perasaan sudah tak enak saja, karena suara nggereng
itu pasti bakal terdengar lagi. Mirip dengan stationer yang disetel ketinggian… Ah, tapi masak sih, setelan stationer bisa berubah sendiri tanpa diulik?
Hal
ini pun masih ditingkah dengan terasa ngeyelnya si pedal gas yang tidak mau
balik ke posisi normal. Seret! Kayak ada
komponen yang kecantol gitu. Satu-satunya cara menormalkan suara yang
“meresahkan” itu adalah dengan “me-mengkal”
pedal secara hati-hati bin tenderly, agar
kembali ke posisi normal. Kenapa
harus hati-hati? Lha kalau tidak, dikhawatirkan kalau ada perkabelan yang mbundhet atau putus, lalu mesin
tidak bisa digas, lantas jip jadi mogok, dan saya dan masjo harus
berbuka puasa di tengah ringroad *dengan takjil asap dan
debu jalanan?? Hikz*.
Lha berhubung bepergiannya pas puasa Ramadhan, dan
berjarak dekat pula, maka kami santai aja tidak membawa makanan dan
minuman. Ini menjadi catatan bahwa,
walaupun pas puasa, dan melakukan perjalanan berjarak dekat, kita tetap perlu membawa
makanan dan minuman untuk berjaga-jaga.
Mengganti kabel gas sendiri, gampang kok!
Dan akhirnya kami pun selamat sampai di rumah
sebelum adzan Magrib. Alhamdulillah, jip
tidak mogok. Cumaa, rasanya ketir-ketir saja di sisa
perjalanan itu Fyuuh…. Legaaaa.
Besok
paginya masjo berinisiasi mencari tahu apa penyebab keanehan itu. Ternyata
sesuai dugaan: kabel gas nyaris putus! Jadi, “nyawa” si kabel tinggal ditopang
oleh dua utas kabel saja yang masih utuh, dari total enam utas. Waah… nyaris
saja ya. Oiya, masing-masing utas itu terdiri atas kabel-kabel yang diameternya
lebih kecil lagi.
Kondisi kabel tersebut kemarin sore bisa
digambarkan sebagai berikut:
ketika
pedal gas diinjak, kabel itu meregang. Nah, bayangin saja andai meregangnya
kebablasen: “mak thel!” putus dong,
dan tidak bisa digas lagi. Ndorooong….. Amsyoooong. Untunglah hal itu tidak
sampai terjadi. Hihihi.
Kembali ke pengecekan kabel gas tadi. Selanjutnya,
masjo utak-atik sendirilah. Asal masih sebatas perbaikan minor, doi sanggup
mengerjakannya. Saya sih nonton aja sambil mempelajari, *irit tenaga cyiin.... puasa-puasa :)* Bahan dan alat kerja yang dibutuhkan pun simpel, yaitu:
Karena ini komponen vital, berhubungan dengan bisa tidaknya kendaraan dioperasikan, ya harus yang SGP dong, Suzuki Genuine Part. Harganya? Tenaang, terjangkau kok, Rp 38.000;- saja. Heh. Itulah sisi prosnya miara Jimkat, onderdilnya tidak mbikin kantong bolong. Belinya di mana? Di toko onderdil mobil lokal Prabu Motor, Jokteng Wetan, Kota Jogja. Eiiitt, saya tidak di-endorse sama toko tersebut lho ya. Just for sharing kalau-kalau anda juga butuh info tokonya. Kalau agan Koh Prabu mau ng-endorse saiyya? Oh monggooo… PM ya gan. Hehehe :))
Kiri: kabel baru, kanan: kabel lama |
Bungkus kabel gas yang SGP |
2. Oli semprot
Buat
melumasi bagian kabel yang letaknya njepit. Oli ini di-skip tidak apa-apa, vaselin pun sebenarnya sudah cukup. Cuma, biar
yakin saja bahwa sisi tersulitnya sudah terlumasi.
3. Vaselin
Buat
melumasi overall si kabel sebelum
dipasang, supaya tidak terjadi friksi yang akan mempercepat keausan kabel.
Tekstur vaselin ini lebih thick daripada
oli, sehingga lebih menjamin keawetan perlindungan kabel terhadap friksi.
Vaselin *bukan buat henbodi ya sis :D* |
4. Kunci pas nomor 10
Buat
mengencangkan dudukan gas yang di-attach
di ruang mesin. Gambarnya bisa dilihat di atas-atas tadi.
Proses Pengerjaan
Pengerjaan penggantian kabel ini cepat
banget, hanya 10 menit saja. Tekniknya juga simpel, hanya mencabut kabel
lama, kemudian memasang kabel baru. Ya iyalaaah…. Hedeeh -___-
Lha tapi detailnya gimana? Untuk para brotha mungkin sudah banyak yang pada tahu ya.
Untuk brotha-brotha yang belum familiar dengan proses ini dan terutama untuk para sista, ini saya share detailnya.
Semprotkan oli ke celah-celah kabel |
Letak geografis kabel gas, membujur di tengah frame foto ini. Hayo yang mana sis? ^^ |
Demikianlah brosis, miara dan merawat
mobil tua itu memang butuh ketelatenan. Kita pun dituntut bisa menyensitifkan
indera dan feeling. Dalam kasus kabel
gas Jimny yang nyaris putus ini, indera pendengaran harus sensitif merasakan
adanya perubahan suara mesin. Indera peraba, dalam hal ini telapak kaki, pun dituntut untuk bisa merasakan apakah pijakannya mengalir lancar jaya
saja, ataukah ada yang seret. Semoga bermanfaat ya.
Wassalam
~Piet~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar