Rabu, 10 April 2019

Sway Bar Jip Offroad: Pasang atau Copot?


Haiiii
Kangen sama saya tak? *timpuk kanebo* Luamaaaa banget saya tidak posting. Tidak usah ditanya kenapa, jawabannya tentu the same old song, mencari sesuap  berlian  nasi. Bhihik…. Okay lah. Kali ini saya cuma pingin posting sedikit doang, tentang sway bar.

Sway bar? Apaan tuh?
Mirip-mirip candy bar tidak ya? Hehe, dasar saya suka makan.

Sway bar pada Suzuki Katana
Mari kita tengok asal katanya yang dari bahasa Inggris: sway artinya berayun, berguncang, bergoyang; bar artinya batang. Kamus daring merriam-webster.com mendefinisikan: a bar that torsionally couples the right and left front-wheel suspensions of an automobile to reduce roll and sway. Dari kamus tersebut didapat penjelasan "to reduce roll and sway", yang sesempit wawasan saya artinya untuk mengurangi goyangan dan risiko mobil klonthang. CMIIW brosis :) 

Banyak orang di sekitar saya, termasuk mas bengkel langganan, yang menyebutnya "stabilizer".

Selanjutnya, berhubungan dengan mobil  pada umumnya, dan jip pada khususnya, sway bar berfungsi untuk menjaga keseimbangan jalannya mobil terutama pada saat dipacu di tikungan. 
 
Oke, sekarang di manakah posisi batang pembuat stabil mobil tersebut? Coba brosis longok kolong belakang jip brosis, mungkin di situ ada sebatang besi sebesar ranting pohon, yang melintang di as roda belakang. Btw, rantingnya ranting pohon mangga, jambu, beringin, atau jati saja ya; jangan ciplukan, apa lagi kencur wkwkwk... njelehiiii.

Mobil ber-ground clearing tinggi membutuhkan sway bar, piranti penjaga keseimbangan supaya tidak limbung di jalan datar. Catet ye: di jalan datar.

Tidak hanya digunakan pada jip saja, saya pun melihati sway bar nongkrong manis di mobil-mobil jenis minibus seperti Isuzu Panther, Suzuki Carry dan Toyota Kijang. Di mobil-mobil ber-ground clearance tinggi pada umumnya yang lebih berisiko limbung dan klonthang saat menikung. Anyway, saya juga pernah melihatnya nangkring di as roda sebuah sedan ceper yang tongkrongannya buat balapan.

Nah, saat mobil dipacu, batang ini akan mengupayakan keseimbangan roda kanan-kiri, sehingga didapatlah traksi yang maksimal agar mobil stabil menapak di permukaan jalan yang datar bin mulus. Sway bar akan berguna secara signifikan jika kendaraan dijalankan dalam kecepatan tinggi di jalan raya terutama saat bermanuver atau menikung.

Bagaimana jika mobil dijalankan di permukaan yang tidak datar? Di trek offroad/country road (CR) misalnya. Ya, sway bar akan useless, bahkan kontraproduktif. Jip akan berjalan limbung, tidak stabil. Hal ini dikarenakan posisinya yang mengikat as roda, yang berusaha mempertahankan roda kiri dan kanan tetap menapak pada ketinggian yang sama. Sementara, trek offroad itu ketinggian pijak bannya tidak rata. Hal ini menyebabkan traksi menjadi minim. Selain itu, ini juga membahayakan kendaraan, karena pemaksaan ketinggian yang sama itu menyebabkan salah satu roda berjalan tidak menapak tanah, yang ekstrimnya bisa memicu klonthang. Oke, gambaran termudahnya gini. Roda kiri menapak di onggokan batu padas yang tinggi, sedangkan roda kanan menapak di tanah lumpur yang gembur. 

Pas CR-an, brosis pernah melihat jip yang “diencot-encot” kan? Nah, begitulah gambarannya jika jip tidak mendapatkan traksi. Aksi encot-encot itu merupakan upaya mendapatkan traksi, memberikan  solusi atas jip yang stuck. Sisi yang kurang traksi perlu diberi beban supaya roda bisa mancal bumi and goooo….!

Kita bisa belajar dari alam di sekitar kita, dari hewan laba-laba contohnya. Baidewei, kaki laba-laba ada berapa hayo? Delapan alias empat pasang... hihi. Nah, dia memiliki kaki-kaki yang sangat fleksibel untuk menapak di segala medan yang tidak rata. Ketika harus menapak di celah sempit yang memaksa kaki-kaki sisi kanan menjejak dinding, sementara kaki-kaki kirinya berjalan di bidang kasar berbatu; dia nyantai aja. Semua kakinya memiliki sistem suspensi dan keseimbangan sendiri-sendiri. Catet: sendiri-sendiri. Bukan diikat jadi satu. Dia pun bisa bebas merdeka melenggang kangkung di segala jenis tekstur permukaan yang tidak rata. Di lantai atau dinding yang rata, no problem pula. Saya pernah nonton video mobil offroad yang mengadopsi sistem kaki laba-laba tersebut, keren!  Merdeka betul, sangat fleksibel.
Suzuki Jimny 4x4 tanpa sway bar. Siap nyemplung :))
Dulu, pas awal-awal miara Jimny, sway bar masih nangkring unyu di as roda belakang. Seorang mas bengkel yang juga pegiat offroad dan sudah berkali-kali ikut event bergengsi nan sangarrr, IOX Adventure, memberikan pencerahan tersebut di atas. Ia juga memberi saran untuk mencopotnya saja, kalau sekiranya jip kami dikonsepkan untuk “nyemplung”. Whehe… nggaya jek, Nyemplung! Maksudnya: CR-an, offroad-an di kelas "yeah, piece of cake!" versi Duke Nukem.

Betul kata si mas. Begitu dicopot, traksi di medan CR menjadi lebih baik. Roda pun jadi lebih maksimal menggigit tanah. Lantas, kalo buat di jalan raya, piye dong? Yo ora piye-piye, biasa wae. Wong jip tidak dikonsepkan untuk kebut-kebutan. Walah iyuung….. Jimny dengan tongkrongan begini, mana bisa buat ngebut? Limbung broo…. 

So, ya.... dahi saya berkerut so hard kalau melihat jip macak offroad habis-habisan, tapi kok pakai sway bar. ^^
 Wassalam.

~Piet~