Haiii….
Brosis punya ‘pengalaman’ dalam membeli tenda kah?
Saya beberapa bulan yang lalu mendapatkan pengalaman yang sebel-sebel gimanaa gitu ketika beli tenda dome
merk Consina. Ceritanya, saya berniat memakai tenda ini untuk camping
ceria di Salatiga, Sabtu-Minggu, 15-16 Juli 2017 yang lalu. Waktu itu saya tinggal
punya waktu semingguan saja untuk berburu
tenda. Itu pun harus berbagi waktu dengan kegiatan rutin
saya lainnya, biasaa…. glidig demi sesuap nasi hehehe :)
Tenda yang saya inginkan
Nah, saya memulainya
dengan gugling informasi tenda yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan saya
yakni:
1.
Muat 2-3 orang
Karena saya biasanya
berkegiatan outdoor hanya berduaan saja
dengan masjo *ihiiirrrrr*.
2.
Frame alumunium
Biar nggak ngrepotin nanti di kemudian hari. Kuat, nggak
gampang patah ketika terburu-buru installing-uninstalling serta bila keterjang angin sebagaimana frame
berbahan fiber glass;
3.
Ada vestibule atau teras
Biar bisa memasak dan bikin kopi panas di kala hujan;
4.
Warna menyala
Warna menyala cetar membahana dimaksudkan biar hati senantiasa sumringah, riang gembira; biar segera terdeteksi ketika berada di tengah-tengah kumpulan tenda lainnya. Dan, biar bagus
juga kalo difoto hihi;
5.
Harga maksimal Rp1 juta, lebih dikit nggak apa-apa
Budget saya emang segitu,
jangan kemurahan ntar keok di tengah jalan. Jangan kemahalan pula wong saya
bukan pendaki gunung profesional atau pegiat
outdoor serius, hanya ‘campinger’ tipis-tipis.
Tenda Consina Traillight 2P, barusan mendarat langsung ditest diberdirikan di teras rumah. Pemasangannya tidak sempurna, vestibule dan pasak-pasaknya tidak difungsikan sebagaimana mestinya :D |
Di-PHP-in: alamat palsu
Awalnya,
saya belum menjatuhkan pilihan pada tenda ini. Random
saja. Apapun merknya, yang penting sesuai dengan kriteria di atas. Niatnya, saya ingin beli offline saja supaya bisa melihat dan merasakan langsung tenda yang
diincar. Juga, supaya kalau ada cacat dan kurang, saya bisa
segera tahu dan langsung bisa membatalkan pembelian. Selain hunting sendiri, kami juga nitip pesan
ke seorang teman yang sudah berpengalaman dalam hal pertendaan, buat mencarikan
tenda dengan kriteria tersebut.
Hmmmm
tapi kok tidak semudah bayangan saya ya? Sudah Baru masuk ke 3 toko…. Kok
ya tidak nemu, dan si masjo udah bête saja bawaannya. Beda dengan kalo masuk ke toko onderdil sepeda, betahlah doi hihihi. Yo wis, pencarian pada hari Minggu itu disepakati dihentikan.
Selanjutnya, saya gugling-gugling
lagi. Dari
hasil gugling itu, yakinlah saya buat beli tenda Consina Traillight 2P yang berwarna kuning kunir itu. Di Bukalapak dan di Sophee didapatkan info bahwa ada toko yang juga buka offline di Jogja yang jualan tenda ini,
yang setelah di-google map, lokasinya
tak begitu jauh dari rumah. Ada situs dot
com-nya pula. Yakinlah saya. Kejaaarrrr….!
Besoknya kami menelpon nomor
yang tercantum di alamat toko yang tertera, ada nada sambung tapi tidak
diangkat. Oke, kami kirim pesan via Whatsapp dan terkirim dengan centang dobel,
namun tidak dibalas. Huh Njelehi! Iki
bakul niat dodol ora sih?
Akhirnya saya dan masjo
menggelindingkan ban jip kami buat langsung mendatangi toko tersebut. Google map
terus saya pantengin, TKP sudah di depan mata, tapi kok tidak ada tanda-tanda
keberadaan toko tersebut ya? Terus kami
nanya ke 2 orang bapak-bapak di sekitar situ. Jawab mereka, tidak ada yang
jualan tenda di area kampung mereka itu. Terlebih, mereka itu penduduk asli
kampung yang notabene tahu siapa jualan apa. Saya cek Google Map lagi, dan
anehnya, titik TKP berubah, bergeser ke kampung sebelah. Baiklah, mungkin tadi
kami salah baca, walaupun saya haqqul yakin
benar. Kami kejar titik tersebut. Dapat! Tapi setelah di-kulonuwuni kok ternyata tidak ada yang jualan tenda?? Byuh byuuh….. Iki bakule ngejak kucing-kucingan po yooo?? Njuk maksute opo?
Mission failed!
Wew…. Sudah jelas alamat toko
tersebut palsu, yang dibuat dengan tujuan pencitraan semata untuk membuat
pembaca yakin akan kredibilitas dan eksistensinya di ranah online. BTW, besoknya,
Whatsapp baru dibalas. Isinya bilang bahwa gudang mereka berada di tempat lain.
Bwahhh! Apa-apaan? Kalo gitu, ngapain mencantumkan alamat toko di tempat tadi?
Dengan jam buka pula? Ini jelas penipuan. Saya jadi rugi tenaga, waktu,
pikiran, dan bensin dong… hiks *teteup emak-emak nggak mau rugi*. Jadi, saran
saya, brosis harus hati-hati, jangan percaya begitu saja dengan pencitraan yang
demikian itu. Bikin kite cepedeee….. :(
Dari toko ke toko
Baiklah, kita lanjutkan. Matahari
mulai menggelincir ke barat, pencarian toko palsu itu dihentikan, dan kami
berniat mendatangi saja toko resmi Consina di Jalan Mataram Jogja, sesuai rekomendasi teman. Daaan…. Zonk! Barang kosong alias tidak ada. Si mas penjaga
toko beritikad baik menelponkan cabang Consina yang lain, daaan….. ada! Di toko
Consina Jalan Solo. Cuss kami cabut ke sana.
Di tengah jalan, kami
dikabari oleh teman yang kami mintai bantuan buat ikutan nyariin itu. Katanya,
dia barusan dari Consina Jalan Solo dan si Traillight kagak adee. (Ah masak
iya? Barusan mas di toko pertama nelponin dan ada kok). Dia juga bilang sudah
mendapatkan tenda 2-3 person ber-frame
alumunium, ngirimin fotonya, tapiiii merknya bukan Consina melainkan Tacubic. Mmmm merk yang asing bagi
saya, dan tampaknya tidak ada terasnya. I
am not really sure about it, apa lagi di foto itu bentuknya tampak jelek dan
warnanya cenderung kusam, tapi saya dan masjo menghargai usaha teman.
Oke, haluan pun diputar, kami
belok ke Babarsari buat nemuin teman yang lagi berada di toko outdoor Deuter yang dimaksud. Doi
dengan anak-istri lagi belanja juga buat keperluan ke Salatiga, hehe. Tenda
masih berdiri. Warnanya kuning kombinasi abu-abu. Lumayan sih, cuma ya itu
tadi, ternyata betul tidak ada terasnya. Akan berisiko kebakaran kalau memasak
di dalam tenda. Lagian, tenda Tacubic ini buatan Cina, yang notabene kurang
meyakinkan dalam hal quality control.
Kadang baik, kadang bla bla bla.
Eeh namun, ketika berbincang-bincang
dengan mbak bakulnya, saya jadi tahu bahwa tenda Consina pun aslinya buatan
Cina. Oh my? Jadi, Consina tidak
membuat tendanya sendiri di Indo to, tetapi mengimpornya dari Cina, lalu menyablon
merknya di sini. Huhuuu….. kirain. Tadinya saya sempat salut dan bangga dengan
karya anak bangsa ini. Harga miring, kualitas bersaing. “Cintailah ploduk-ploduk
Endonesa” itu selalu berdengung di telinga manakala saya ingin berbelanja.
Owalah makanya, saya pernah lihat di Google, tenda Eiger pun tertulis “made in
China”. Nah lho! Para produsen ternyata lebih memilih pesan di Cina, lalu sesampainya
di Indo barang tinggal disablon saja dengan merk masing-masing. Saya bukan
orang ekonomi, apa lagi pakar ekonomi, bukaan…. tapi saya sotoy coba menyimpulkan: ini karena biaya produksi
yang tidak kompetitif kalau dibuat di sini; entah karena tarif listriknya lebih
mahal, entah gaji pegawainya lebih tinggi, entah pajaknya lebih gede, entah bahan bakunya masih ngimpor
sehingga jatuhnya barang malah lebih mahal, entah apa lagi? Coba brosis
tambahkan.
Kembali ke kisah si tenda. Eeee
ternyata, si teman salah mendefinisikan toko Consina yang ia maksud tadi.
Ternyata yang doi maksud adalah Consina Babarsari, bukan Jalan Solo. Memang, daerah Babarsari ini terletak tak jauh dari Jalan Solo. Owalah….
Pantesan zonk. Sip deh, berarti masih ada harapan. Semoga yang ditelponin si
mas bakul Consina Jalan Mataram tadi benar, masih ada Traillight di Consina Jalan
Solo.
Sebetulnya, masjo inginnya
mengakhiri pencarian di sini saja, dengan tenda Tacubic itu, tapi saya tidak
puas. Apa jadinya kalau si Tacubic sudah kebeli, tapi suatu hari saya nemu si
Traillight? Masak sih saya beli tenda lagi? Masak sih tidak? Ntar kepikiran
pulak? Nah, ketimbang-ketimbang, mendingan-mendingan kan? Hehe. So, dengan mood yang mendekati titik nadir, masjo pun terpaksa mau saya ajak
ke Consina Jalan Solo hik hik. Kasihan juga lihat wajahnya yang sudah penat dan pucat telat makan.
Teman sekeluarga itu pun kami tinggal di toko Deuter. Mereka masih meneruskan belanja. Sesampainya saya di Consina Jalan Solo, what happen then? Ternyata
sodara-sodara…… zonk! Lha kok bisa? Katanya tadi pas ditelponin ada? Mau tahu
jawaban si mas penjaga tokonya brosis?
“Saya salah dengar, Bu....”
Jedddderrrrr!!! *Rasanya pingin mbanting komputer kasir sesuatu*.
Coba bayangin brosis, betapa jengkelnya kami yang kondisi fisik serta psikisnya sudah di titik nadir itu *weleh*
Coba bayangin brosis, betapa jengkelnya kami yang kondisi fisik serta psikisnya sudah di titik nadir itu *weleh*
Dia bilang, adanya seri Superlight. What?? Superlight itu kan seri tenda yang masih ber-frame fiber glass. Duh duuuhh.
Sudah sore, capek, laper, syumuk, jadi korban PHP, jadi korban ketidakcermatan karyawan toko pula! Syabaaarrrrr
syabar. Saya mencoba memaklumi keteledoran si mas bahwasanya lafal Traillight dan
Superlight itu memang mirip kalau diucapkan lewat telepon.
Saya pun meninggalkan toko dan pulang dengan muka yang kelipet-lipet. Kacau dah!
Saya pun meninggalkan toko dan pulang dengan muka yang kelipet-lipet. Kacau dah!
Beli online
Tidak mudah juga proses
yang saya lalui untuk memiliki tenda Consina Traillight ini. Setelah zonk dalam
perburuan di toko offline, akhirnya
saya menyerah dan memutuskan membelinya di toko online. Meskipun demikian, saya tetap perlu make
sure dengan melihat dan menyentuhnya secara langsung. Kebetulan, dari obrolan
di toko Deuter kemarin dan gambar di internet, si teman tadi menginfokan kalau
dia ternyata juga punya Traillight. Hehehe. Tahu gitu kan dari kemarin saya bisa langsung ceki-ceki ke rumahnya, dan langsung saja ngorder online. Oh…. Lumayan legaaa. Syukurlah, saya jadi bisa
nonton dulu barangnya kayak apa. Dan hehe….. kita satu selera ternyata :))
Setelah melihat, mengamati, mengira-ira dimensi dan
kapasitas person, merasakan tekstur bahan dan kekuatannya, memastikan apa saja komponen-komponen pembangun berikut
jumlahnya, serta mengerti cara mendirikannya yang simpel; saya jadi bertambah yakin untuk
beli online. Habis gimana lagi, itu
sudah tanggal 12, sedangkan tanggal 15 malam tenda harus sudah dibawa ke Salatiga.
Saya memutuskan beli di Sophee yang gratis ongkos
kirim sampai dengan Rp30 ribu di toko itu. Lumayanlah, penghematan. Dengan keywords “Consina Traillight” yang saya
ketikkan, di situ hanya tampil 2 toko saja yang jual. Satunya di Jogja, yang
toko offline-nya ternyata ngajakin
kucing-kucingan itu tadi, dan satunya lagi di Surabaya. Saya menjatuhkan
pilihan pada yang Surabaya. Mengapa? Karena yang Jogja terbukti tidak memiliki
itikad baik, saya khawatir nanti saya dikecewakan lagi jika saya jadi beli.
Entah barangnya cacat, entah dikirimnya lama sehingga saya gagal nenda di
Salatiga. Padahal, yang di Jogja itu harganya selisih Rp100 ribu, dan lokasinya
jauh lebih dekat sehingga logikanya pengiriman barang bisa lebih cepat. Namun,
satu juta itu bukan uang yang sedikit bagi saya Menkeu rumah tangga, yang bisa saya main-mainin.
Saya harus tepat dalam membelanjakannya.
Saya chat bakulnya
dan langsung dibalas. Alhamdulillah bakulnya responsif. Saya tidak perlu wasting time lama-lama menunggu jawaban.
Saya tanya apakah kalau saya transfer uang sebelum tengah hari tanggal 12,
barang bisa nyampe Jogja bagian Bantul tanggal 14 sore. Dijawabnya, itu
tergantung ekspedisi, dia tidak bisa memastikan. Mmmm…. iya betul sih. Baiklah
kakak.
Melihat effort
si penjual yang baik, saya kok yakin akan sampainya barang tepat waktu, dan
barangnya bagus. Akhirnya deal, jam
10an pagi tanggal 12 uang saya transfer. Harga Rp990 ribu, ongkir Rp18 ribu,
total yang saya transfer Rp1.008 ribu. Selanjutnya saya konfirmasi ke penjual
kalau saya sudah transfer uangnya dan langsung dibalas barang segera diproses.
Nyicil lega. Tinggal nunggu si tenda tiba.
Eeeh sepulang mburuh, lagi boci unyu, si penjual nge-chat minta tambahan uang transfer
Rp24 ribu. Hedew….. apa lagi iniiiiih??? Di situ pihak Shopee langsung
mengingatkan tentang menghindari penipuan untuk jangan ada transfer uang di
luar Shopee. Good job, Shopee. Saya
apresiasi itu. Tapi dengan alasan penjual bahwa dia habis dari ekspedisi dan timbangannya
kena 3 kg, saya pun mahfum. Jadi begini hitungannya brosis:
Di lapaknya tertera harga Rp990 ribu
Gratis ongkir default
JNE Reg dari Sophee Rp30 ribu.
Perkiraan total ongkir ke Bantul setelah disubsidi Rp12-18
ribu (tergantung kecamatan mana)
(dengan ongkir per-kg ke kecamatan saya Rp 24 ribu)
Padahal saya gugling di situs jualan lain, berat
barang 2,5kg.
Lha si penjual ngitungnya salah, mungkin dikiranya
mentok 2,4kg dan otomatis dia harus nombok yang 0,1 kg-nya dengan Rp24 ribu
Hitungan pihak ekspedisi JNE: 1 kg-nya ditoleransi 0,2 kg
Dengan kata lain, 1 kg paket JNE = 1,2 kg
Jadi, paket tenda saya:
2,5 kg berarti masuk 3 kg (meskipun hanya kelebihan
0,1 kg doang)
Rp24 ribu x 3 kg = Rp72 ribu
Rp72 ribu – Rp30 ribu = Rp42 ribu
Saya sudah bayar Rp18 ribu
Jadi, saya kurang Rp24 ribu
Artinya, si penjual itu betul dan jujur, tidak melakukan
penipuan.
Habis kucek-kucek mata,
terus pake jaket dan kerudung, ngibritlah saya ke ATM lagi, demi tenda idaman….
ihikkk. Poya hoho dab, mendingan
repot di awal ketimbang repot ntar-ntarnya.
Tanggal 12 berlalu, tanggal 13 telah lewat. Tibalah
tanggal 14, saya berniat tidak kemana-mana siang hingga malam demi menunggu
paket tenda. Sudah lewat siang hari,
terlihatlah mobil kurir JNE datang ke rumah tetangga. Saya sudah nyicil hepi, kayaknya
abis itu ke rumah saya deh, nganterin tenda. Cihuuuuy. Tapi oh tapi, si mobil
pergi meninggalkan kekosongan hati. Yaaahhh.... Bisa kebayang kan perasaan saya kayak Rinto Harahap. Tampaknya tenda tidak datang hari ini,
mungkin besok, atau sore nanti dengan kurir bersepeda motor? Ah, tampaknya kok tidak, wong paket berdimensi besar atau 3 kg ke atas itu SOP-nya dikirimkan
oleh kurir bermobil kok. Ewww... Syabarrr.
Sore sehabis saya mandi, terdengar suara masjo pulang. Terdengar pula kayak ada orang datang yang ditemuin oleh masjo. Ternyata anak tetangga
yang masih balita datang nganterin paket!!! Aaahhh…… akhirnya brosiiis. Rasa
lelah dan harap-harap cemas itu sirna sudah. Tenda Consina Traillight 2P sudah di tangan. Langsung dicek, dicoba
didirikan, dan everything is alright.
Bintang 5 deh buat bakule, tapi tetap
saya kasih masukan membangun ke doi, agar ke depannya doi lebih mendetail lagi
dalam menimbang barang supaya kita pembeli tidak direpotkan. Juga supaya doi
tidak dicurigai oleh Sophee melakukan penipuan.
Nah, segitu saja kisah perjuangan saya dalam mendapatkan tenda Consina Traillight 2P yang cukup berliku-liku dan mengharu biru, bhihik. Biasanya, kalau sesuatu itu ndapetinnya susah maka sesuatu itu akan relatif bertahan lama di kita atau bahkan bisa langgeng *nggak kayak hubunganmu dengannya kan dik? isikamisigo*. Semoga demikian pula dengan tenda ini, awet.
Nah, segitu saja kisah perjuangan saya dalam mendapatkan tenda Consina Traillight 2P yang cukup berliku-liku dan mengharu biru, bhihik. Biasanya, kalau sesuatu itu ndapetinnya susah maka sesuatu itu akan relatif bertahan lama di kita atau bahkan bisa langgeng *nggak kayak hubunganmu dengannya kan dik? isikamisigo*. Semoga demikian pula dengan tenda ini, awet.
Mungkin suatu hari nanti saya akan buat review tenda
ini, tapi nggak janji ah... ntar PHP. Saya kan blogger super langka. Langka posting... Qiqiqi.
Wassalam.
~Piet~
BalasHapusayo segera bergabung dengan kami hanya dengan minimal deposit 20.000
dapatkan bonus rollingan dana refferal ditunggu apa lagi
segera bergabung dengan kami di i*o*n*n*q*q