Nonton Jogj4x4rta Offroad
Challenge Ke-4
Nonton Offroad yang Tertunda
Hai hai haiiii! Kali ini saya mau men-share pengalaman saya nonton offroad. Beberapa waktu yang lalu, saya
nonton JORC IV yang berlokasi di Perbukitan Menoreh, Kabupaten Kulonprogo, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Acara kompetisi adventure
offroad tahunan ini berlangsung pada tanggal 8-10 Januari 2016.
Well, sebenarnya ini postingan telat, tapi it’s better late than never, right? Ini disebabkan oleh sok sibuknya saya dengan
pekerjaan saya sebagai buruh abdi negara... hihi. Alhamdulillah pada gilirannya, datang juga waktu yang cukup untuk nulis-nulis ringan yang bisa me-refresh mood, melatih ingatan, dan inshaallah bisa menjadi penangkal kepikunan
ini hihihi.
Seperti tajuknya yang mencantumkan angka rumawi IV itu, gelaran
JORC sudah diselenggarakan oleh IOF untuk yang keempat kalinya. Bravo! Semoga
dunia offroad di Jogja dan di Indonesia bisa tambah gayeng lagi, amiin. Semoga
di next JORC saya masih bisa nonton
lagi.
Awalnya, saya dan masjo berniat nonton sejak hari pertama
pembukaan di Alun-alun Wates, ibukota Kabupaten Kulonprogo; namun karena sejak
Kamis masjo tidak sehat, rencana untuk nonton hari Jumat tanggal 8 itu terpaksa
batal. Kebetulan sejumlah teman dari KJFC (Katana Jimny Fans Club) yang
bermarkas di Kulonprogo, bertugas sebagai panitia, dan mereka sudah pada posting anything yang berhubungan dengan JORC itu. Hehehe.... mupeng.
Yaaa lumayanlah, saya bisa nonton beberapa aksi jip-jip gahar di
Trek A. Bagaimana dengan trek B? Tidak
sama sekali, tidak sempat. Bhihiik.... Penasaran campur trenyuh ^_^
OTW ke Pos 1 Trek A
Wokeh, jadi deh kami menggelindingkan ban jip merah hitam culun
kesayangan ke lokasi JORC. Tak lupa sangu obat-obatan... dan doa supaya masjo
tidak ambruk lagi :D Bermodalkan telfon-telfonan dengan teman yang menjaga pos,
kami pun mencari lokasi Pos 1 Trek A di Desa Sidomulyo, dari
Kota Wates bablas ke arah utara.
Oh iya, lokasi offroad terbagi menjadi dua trek: Trek A di
sekitar Sidomulyo, dan Trek B di sekitar Desa Wisata Nglinggo. Menurut penjaga
pos, selepas start, peserta terpecah menjadi 2: setengah ngetrek di Sidomulyo,
setengahnya lagi ngetrek di Nglinggo. Setelah berhasil melalui semua pos di
trek awal, mereka kemudian switch
trek; yang tadinya di trek A pindah ke trek B, dan sebaliknya. Peserta terdiri
atas 26 team offroad. Satu team terdiri atas 3 mobil. Satu mobil minimal
terdiri atas 2 orang awak yang berperan sebagai driver dan navigator.
Well, memasuki daerah Clereng, aroma offroad mulai
tercium dengan adanya banner-banner JORC di tepi jalan yang bernuansa hitam
yang macho dan masuk banget dengan tema event.
Wah... seru nih. Memasuki kawasan perbukitan... Ahaiii! di tepi jalan, saya ketemu
dengan team offroad yang sedang memasuki trek tanah. Kamera pun saya grab dari kabin belakang cepet-cepetan. “Cepret!”
Hanya satu jepretan. Mbuh hasile kepiye... setelah di-download ke komputer, ternyataaaa out focus sodara-sodaraaa! Fokusnya malah di daun telo *asyemm*. Komposisinya
juga mawut! Hahahaha..... ora popoh!
|
Tanah mawut ke aspalan, semawut fotonya ini... hahaha |
Karena tujuan kami menemukan Pos 1 terlebih dahulu, maka saya
harus menahan excitement saya cukup
sampai di situ dulu. Jadilah foto mawut itu the
one and only foto di trek tersebut. Mohon maaf lahir bathin yaa... Hihi.
Pos 1 Trek A JORC IV
Baiklah... singkat cerita, hanya beberapa puluh atau belas menit
dari situ tadi, sampailah saya di Pos 1 Trek A JORC. Pos ini bertempat di rumah
penduduk. Lokasinya di ketinggian bukit, dan saya bisa melihat alam terhampar
dengan indahnya di bumi Kulonprogo yang hijau. What a beautiful scenery! Mata berasa segar menatap
hijaunya permadani alam.
|
Tiga jip membelah hijaunya alam |
|
|
Rokok, korek api, stempel, dan rekam jejak kedatangan team |
|
Jip-jip petugas pos dan dapur tiban |
|
Mas Bobby, dari kabin jip peserta |
|
Mas Bobby dan Om Dwi, petugas Pos 1. Trust me! They're normal! :)) |
Setelah bertegur-sapa dengan bapak-bapak RAPI Kulonprogo dan
berheha-hehe dengan teman-teman, saya melihat tiga jip menderu membelah
hamparan hijau di kejauhan. Asli, sebuah pemandangan yang keren! Ada komparasi
unik antara jip-jip yang sangar, dengan pemandangan alam yang indah menghijau. Dengan
sedikit bleyeran di tanjakan, tak sampai tiga menit sampailah mereka di depan
Pos 1. BaNegara Extreme Offroad Team dari Banjarnegara, Jawa Tengah, brosis.
|
Memasuki Pos 1 |
|
Tiba di Pos 1 |
Tak lama berselang super helicak datang terdengar lagi deru mesin di kejauhan di bawah
sana. Semakin lama semakin jelas bentuk rupanya.... itulah kapal api yang
sedang berlayar **malah nyanyi-nyanyi** Dalam beberapa menit saja, mereka
sudah tiba di pos. Team Muria Jepara, dengan armada tiga buah Jimny. Kelihatannya
sih Jimny, jip mungil 1000cc kayak punya saya itu, tapi mesinnya saya 1000% yakin
sudah dimodif abis. Saya ingat, saya pernah memotret mereka di Tantangan Susur
Rimba 2014. Saat itu jip saya masih 4x2, amat
sangat cupu unyu-unyu. Haha... Time goes
on, my jip changes.
|
Tanda tangan dulu
|
|
Absen di sini ya, Om |
|
Petugas Pos 1 mencatat kedatangan team Muria Jepara |
Selanjutnya, ngapain
saja mereka di Pos 1? Macam-macam, tapi tidak mandi dan tidur lho ya.... hehe.
Yang wajib dilakukan adalah menandatangani lembar bukti bahwa team yang
bersangkutan telah sampai di pos tersebut. Beberapa offroader tampak keluar dari jip untuk membeli minuman di warung
tiban sebelah pos. Ada yang mengecek jip dan melakukan perbaikan-perbaikan, ada
yang bercanda-ria dengan sesama offroader, ada pula yang minta difotoin oleh
saya hehehe... udah sering. Saya senang dan merasa ikutan hepi capturing their cheerful and energy :D
|
Cek armada |
|
Berteduh sejenak |
|
Foto berdua, bertiga, dan rame-rame deh... |
|
Foto sendirian |
|
Dudukan hape, aman dan nyaman |
|
Berbaris di depan Pos 1 |
|
Melanjutkan perjalanan menuju Pos 2. Sampai jumpa.... |
|
Jejak tapak-tapak ban jip offroad di depan Pos 1 |
Trek Tanjakan
di Antara Pos 2 dan Pos 3 Trek A
Singkat cerita, dari Pos
1 saya melanjutkan langkah ke sebuah trek tanah bercampur batu yang menanjak sampai ujung.
Ujung trek tidak tampak dari mulut gang karena masih nun jauh di sana dan kondisi treknya berliku-liku. Selain
itu, trek ini memiliki handycap berupa tanah liat bercampur batu, tikungan patah-patah,
dan terdapat “buk” yang cukup bikin ilfil *maaf... saya gagal menranslet “buk”
ke dalam bahasa indonesia*.Trek ini berada pada rute Pos 2 menuju Pos 3.
Ayayaaay....!!! *niru pria culun di film The God Must be Crazy* memasuki mulut gang,
jip-jip sudah langsung main winch. Bagaimana tidak, ada batu besar di
tengah-tengah tanah liat, jadi sulit untuk dilalui secara normal. Sebuah Toyota
Hardtop warna oranye pun mengepulkan asap dan ngetril memasuki trek, dengan
seling winch berkait pada sebatang pohon. Penonton tua, muda, pria, wanita, maupun anak-anak berdatangan dan tampak excited
menyaksikan atraksi seru yang amat langka ini.
|
Masuk ke mulut gang, langsung nge-winch |
|
Pokoke nge-winch sampe ujung |
|
|
"Buk" ilfil. Lihatlah, posisinya bikin jip musti zig-zag |
|
Me-rescue si Hardtop |
|
Tahaaan... tariiikkk |
Menurut petugas pos, panjang trek
ini sebenarnya hanya sekitar 300 meteran, tetapi tadi malam ketika turun hujan,
trek menjadi sangat licin dan ekstrim. Team harus berjibaku berjam-jam bahkan semalaman untuk dapat lolos dari trek ini. Siang ini, walaupun setiap meternya
harus nge-winch, tetapi kondisi tanah yang kering ini tampak lebih bersahabat.
“Ujung jalan ini masih jauh, mbak. Kalau mbak jalan kaki, waah susah itu,” kata
seorang bapak-bapak penonton lokal kepada saya sembari menunjuk ke arah barat
*menurut saya barat sih... hehe*, “Masih lama ini untuk sampai ke sana,”
ujarnya menambahkan. Senada dengan yang dikatakan petugas pos, bapak ini juga
bilang bahwa tadi malam lebih heboh lagi karena turun hujan, trek tersebut jadi
lebih sulit ditaklukkan.
|
Tarik Maaang.....!!! |
Di trek ini saya ketemu lagi dengan dua team di Pos 1 tadi. Om-om yang di Pos 1 tadi minta difotoin itu pun, di sini dia minta difotoin lagi. Hehehe. Hidup narsis....!! Gak papa Om, mumpung ketemu fotografer top. Top dari Hongkong??
|
Offroad in style |
Berada di sini selama sekitar dua jam, saya lihat Hardtop oranye tadi hanya
beranjak sejauh 100 meteran saja dari mulut gang. Hehe... serunya tuh di sini
brosis. Panjang jalan cuma beberapa meter, tapi butuh waktu yang lamaaaaaa untuk dilalui.
Di sini saya belajar sebuah seni yang lain. Seni yang berbeda dengan seni yang
sering saya jumpai di dalam dunia kerja saya. Yups, seni jip 4 WD mengatasi
rintangan dengan alat-alat recovery-nya
yang atraktif, seni team work yang harus
taktis, dan seni menahan diri dari tiap-tiap offroader di tengah tingginya pressure.... and so on.
|
Demi keamanan, sarung tangan adalah wajib |
|
|
|
|
Batang kayu
|
|
Ngantri. Ada yang stuck di depan sana |
Pos 2 Trek A
Di sini tidak banyak hal yang bisa saya ceritakan. Pos 2 ini
bertempat di cakruk alias pos kamling yang berhadap-hadapan dengan bangunan
kosong di seberang jalan. Bangunan tersebut juga digunakan sebagai pos.
Bapak-bapak RAPI memasang antena radio komunikasi di situ. Di sebelah bangunan
itu, ada jalan tanah kombinasi semen yang mengarah ke sungai. Nah, jip-jip
offroad peserta muncul dari sana. Beberapa meter dari cakruk terdapat bak
penampungan air bersih milik masyarakat sekitar.
|
Jip saya di Pos 2 |
|
Petugas Pos 2, Om Ponong dan Mas Dian. Ceria! |
|
Team Penggaron, Semarang |
|
Sungai yang penuh dengan batu besar |
|
Walaupun lokasinya nyempil, penonton tetap antusias mendatangi |
|
Strap... strap! |
Petugas pos menyebut jarak ke sungai sekitar 200 meter dari
pos. Wah, dekat dong. Saya pun jalan kakilah ke sana. Jalan ini sedikit
menurun, and you know what? Pulangnya
menuju pos, kaki saya gempor!!! Nafas saya berasa mau putus! Saya bahkan harus
beristirahat sejenak di tengah jalan untuk mengembalikan tenaga. Hadeeehhh....
Saya rasa, ini jalan lebih dari 200 meter jek! Mungkin 300 atau 400. Yang jelas,
menanjak secara halus tapi terus-menerus, terbukti sukses membuat kaki saya
kesusahan mengangkat beban badan saya yang tidak pernah olah raga ini.
Huaaaa...... sepertinya saya harus kembali bersepeda..... dan perlu diet juga
biar badan lebih berasa enteng. Teringat mas-mas yang mondar-mandir narik
seling, tentu mereka punya stamina yang bagus ya brosis.... hehe. Jadi pingin
pasang winch, biar bisa olah raga narik seling. Woiii nabung.... nabuuung....
|
Tanjakan halus tapi konsisten itu, seolah mengingatkan saya untuk kembali berolah raga.... dan diet :)) |
Ujung Trek Tanjakan, Watu Wayang
Minggu pagi, tanggal 10 Januari 2016, saya kembali lagi ke trek
yang berada di antara Pos 2 dan Pos 3 Trek A. Kalau ada yang bertanya, “Apa
yang membawamu kembali ke trek ini lagi?” Jawabannya adalah: passion!
*hallaaah... * Kali ini lokasi nonton offroad tepatnya berada di penghujung gang, alias the end of tanjakan. Persis di ujung trek, di kiri jalan, ada lapangan rumput mini yang di pojokannya terdapat batu
bergambar wayang. Oleh sebab itu, penduduk sekitar menyebut tempat ini sebagai
Watu Wayang. Sama seperti malam Sabtu, malam Minggu barusan pun turun hujan, sehingga trek tanah liat berubah menjadi lumpur yang licin.
|
CTT Gunungkidul, selangkah lagi sampai Pos 3 |
Di situ saya ketemu dengan team CTT Gunungkidul yang sudah berhasil lolos dari tanjakan. Mereka pun
gaspol menuju Pos 3 yang sudah dekat. Beberapa offroader tampak basah kuyup. Sepertinya mereka
habis membersihkan diri di blumbang alias kolam di dekat trek tersebut. Atau habis "main" hujan-hujanan? Hehe. Ada pula yang gluprut bin belepotan lumpur.
|
Team TORC |
|
Di lapangan rumput, tampak tiga jip: Jimny, Taft diesel, dan
Katana. Ketika saya datang, mereka sedang berkemas hendak melanjutkan
perjalanan. Tampaknya semalam mereka camping
di situ selepas merampungkan tanjakan. Salah satu dari mereka meminta saya
untuk memotretkan mereka di depan jip-jip, dengan kamera DSLR milik bapak yang
berasal dari Kaltim... wuuuh jauh sekali pak. “Buat kenang-kenangan,” ujar si
bapak seraya menyodorkan kameranya kepada saya. Saya mbatin, mungkin beliau
sudah sangat terbiasa menghadapi trek macam ini, karena jalan-jalan di
Kalimantan banyak yang kondisinya jelek atau bahkan lebih jelek ketimbang ini.
Pengalaman masa kecil saya waktu tinggal di Pontianak pun mengatakan demikian
hehehe. Kondisi itu memaksa penduduknya untuk “ngoffroad” daily. Berbeda dengan teman-teman KJFC di Jogja, pingin main lumpur
saja pakai nunggu musim hujan terlebih dahulu, barulah trek Watu Kodok cihuy berlumpur. Atau CRan (country road-an) ke Nglinggo dsj, barulah kami ketemu trek-trek basah yang belum tentu berlumpur. Trek becek nggak ada ojek demikian itu cukuplah
membuat kami cengengesan karena licin, maju-mundur cantik.... ala Tante Syahrini. Ban-ban MT kami
jadi sliding sliding asyik..... berasa ngeri-ngeri sedap... ahihihi.
|
Team HK Jogja, berkutat dengan lumpur |
|
Lolos satu, tinggal satu lagi bro! |
|
Areaaa!! |
|
Go go go! |
Alright, right on the track, tampak team HK Jogja masih berkutat
di lumpur dengan dua armadanya. Tadinya mereka bertiga, namun satu armada tidak
berhasil naik karena ada trouble, dan
terpaksa ditinggal di bawah sana. Seorang offroader mengatakan bahwa mereka
berada di tanjakan tersebut sejak sekitar pukul 2 malam. Pagi ini sekitar pukul
8 mereka baru berhasil melewati Watu Wayang. Ya, waktu yang segitu lama itu
sudah plus dengan ngantrinya, ngantri apakah? *bukan sembako* Ngantri lewat lah.
Karena lebar trek relatif sempit, hanya muat untuk satu jip, maka team yang
berada di belakang harus menunggu jip-jip dari team di depannya lewat, barulah
mereka bisa lewat.
|
Sambit-sambitan lumpur. Bercanda ceria team HK setelah dua armadanya berhasil melalui trek ini. Lega.... |
Menurut pengamatan saya, team HK ini adalah team terakhir yang berhasil lolos dari Pos
3, CMIIW. Di bawah sana masih ada sejumlah jip, tetapi pada jam segini ini, mereka
sudah tidak punya waktu lagi untuk menghabisi tanjakan itu. Penutupan
acara dilakukan pukul 13.00. Mereka pun harus kumpul ke tempat finish dengan
melalui jalur normal. Waduuh.... sayang ya.
Lapangan Kembangan, Nanggulan
Panas terik matahari di lapangan Kembangan terasa menyengat.
Jip-jip peserta JORC IV sudah berkumpul di sana untuk closing ceremony, begitu pun dengan jip-jip panitia dan para
penggembira. Saya sempat keheranan, kok posisi parkirnya pada aneh-aneh gitu
ya. Hihihi. Ternyata jip-jip tersebut membentuk formasi bertuliskan JORC IV. Hahaay.... pantesan saja
parkirnya pada lintang-pukang. Ada drone
pula yang wira-wiri di atas lapangan untuk mengambil gambar. Tulisan JORC IV ini bisanya terbaca ya dari
atas sono gaes :)
|
Gapura masuk lapangan tempat finish |
|
Hey.... ada Chevrolet pick up offroad! |
|
Buka lapak |
|
Posisi parkir yang aneh ini ternyata ada maksudnya :D |
|
Panggung JORC IV, dengan MC Pak Mugiso |
|
Nama-nama team peserta |
|
Suasana di salah satu sudut lapangan |
|
Bapak-ibu RAPI foto bersama |
Sebetulnya, saya masih ingin stay, tetapi berhubung ada keperluan keluarga yang mendadak, saya pun harus cabut sebelum peserta terbaik dan peserta ter-ter lainnya diumumkan. Menurut info yang saya dengar, JORC
V akan digelar pada tahun yang sama, 2016. Tepatnya di bulan Desember nanti.
Ya, semoga saya bisa nonton lagi, bisa ceprat-cepret lagi, bisa belajar lagi,
dan inshaallah bisa sharing cerita
lagi. See yaaa :)
~Piet~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar