Kamis, 18 Februari 2016

Jeep atau jip?


Seorang follower manca negara mengomentari foto postingan saya, di Instagram @piett12, dengan nada ilfil, “Aje gile jon, jelas-jelas Suzuki gitu… kok pake tulisan Jeep?!?!”

Hmm.... What do you think, brosis?

Subjek di dalam foto itu adalah foto Suzuki Jimny teman. Sudah dari dulu saya merasakan hal yang sama dengan apa yang si mister itu katakan. Cuma, saya ya no komen saja kalau di sekitar saya ada mobil teman atau orang lain yang bermerk Suzuki, tetapi menggunakan emblem Jeep. Suka-suka dia dong. Dia mau pake emblem Hummer, Toyota, Hino, Honda, Scania, atau yang lain. Itu bukan urusan saya. Jadi, walaupun sebenarnya ada sesuatu yang ganjil, tapi tidak perlulah saya dengan sotoynya mbilangin ke orangnya, “Eh mas, mas.... emblem sampeyan itu salah. Mosok Suzuki pake emblem Jeep.”  *lari ditimpuk sekel* Emangnya saya siapa, emak-emak cupu kok ngomongin Jeep/jip. Hihihihi *ketawa a la Suzanna*

Karena saya menyukai jip, walaupun saya bukan offroader, tapi saya punya kekepoan tersendiri tentang jip dan dunia offroad *daripada ngepoin orang*. Yaa modal suka thok kok rasanya kurang cukup ya. Saya merasa butuh menambah wawasan. Minimal, saya bisa nyambung kalo diajak ngobrol sama suami tentang jip tua bangka kami, bengkel, dan CRan... hehe. Walhasil, tahun lalu saya melakukan penelitian kecil-kecilan tentang fotografi offroad, yang didukung oleh tempat mburuh saya. Well, singkatnya, dari beberapa buku, saya menemukan keterangan yang mendukung hipotesis tebakan awal saya, yaitu istilah Jeep (diawali huruf besar) dan jip (huruf kecil semua).

Jip
-Kamus Besar Bahasa Indonesia:
1. mobil kecil yang kuat, serba guna, bentuknya segi empat, lebih tinggi dari sedan, beroda empat, untuk 4-10 orang  
2. mobil jenis jip. Tetapi lebih besar dan mewah
(Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 475).

-Ensiklopedi Otomotif:
sebutan yang dipakai untuk kendaraan gardan ganda atau 4x4
       (Nugroho, 2005: 141).

-Kamus Umum Bahasa Indonesia
         sejenis mobil yang kuat, bentuknya segi empat, kendaraan yang mulanya digunakan pada Perang Dunia II              
         (Badudu dan Zain, 1996: 579)

Jeep
-Ensiklopedi Otomotif:      
 “…..sedangkan Jeep adalah merk bagi kendaraan gardan ganda, misalnya Wrangler dan Cherokee yang merupakan tipe yang dirilis oleh Jeep. Kata jip sebenarnya sudah salah kaprah sejak generasi 1945. Pada zaman revolusi kemerdekaan, mobil yang populer adalah Jeep yang berpenggerak 4 roda (4 wheels drive), yang antara lain bertipe: Bantam, Willys, dan M38. Selanjutnya orang mengenal seri kendaraan tersebut sebagai jip. Ketika masuk kendaraan berpenggerak 4 roda dari merk lain (waktu itu yang terkenal merk Mitsubishi) yang bentuknya mirip dengan Jeep yang sudah ada sebelumnya, orang lantas menyebutnya sebagai jip. Memang setelah Perang Dunia II, Mitsubishi membeli lisensi Jeep. Salah kaprah itu tetap berlanjut hingga sekarang.” (Nugroho, 2005: 141).

Jadi, kesimpulannya, jip itu jenis kendaraan; sedangkan Jeep itu merk. Adapun saat diucapkan kok ada kesamaan bunyi atau homofon, hal ini memang tak terlepas dari faktor asal-muasal atawa sejarah. Jeep merupakan merk kendaraan darat yang handal dan mulai terkenal di saat berkecamuknya Perang Dunia II (sampai saat ini pun tetap handal dan terkenal). Kemampuan Jeep terbukti sangat sesuai untuk keperluan perang, yang tidak hanya menggelinding on-road saja, namun juga tahan banting off-road di medan-medan kasar yang tak terjangkau oleh mobil biasa (selain panser tentunya).

Kita tarik ke zaman baheula dulu yuuuk? Yuuuuk.... Dahulu *sampai sekarang* negeri kita yang kaya raya ini telah membuat ngiler bangsa asing untuk bercokol dan mengeruk kekayaan yang melimpah-ruah. Perang dan perang pun telah akrab bagi bangsa ini untuk mengusir mereka para penjajah londo itu dari Nusantara, sejak zaman raja-raja yang sifatnya perlawanan lokal, hingga zaman tokoh-tokoh pergerakan nasional yang mencita-citakan bersatunya wilayah Nusantara jajahan Belanda ke dalam NKRI. Belum lagi perang melawan penjajah Jepang yang datang belakangan, dan Sekutu yang ikut-ikutan datang “melu bancakan”, yang diam-diam ternyata diboncengi oleh Belanda *kebayang londo-londo mbonceng sepeda onthel reyot...*.

Nah, salah satu kendaraan yang dipakai tentara untuk wira-wiri ya super utility vehicle bermerk Jeep itu. Oleh karenanya, masyarakat kita sudah tidak asing lagi dengan kendaraan bermerk Jeep, yang dilafalkan “jip” itu. Ketika selanjutnya muncul kendaraan merk lain yang berkemampuan sejenis, masyarakat kita yang terlanjur akrab dengan Jeep (dengan lafal “jip") tetap menyebut kendaraan baru tersebut dengan lafal “jip” juga.

Ingatkah anda tentang "riben" dan "Rayban"? Nah, persis seperti itu! Kita jamak menyebut kaca mata berlensa hitam dengan “kaca mata riben”. Salah kaprah, sering di dalam bahasa tulis dijumpai kata “kaca mata rayban”, walaupun merk kaca mata yang dimaksud jelas-jelas bukan “Rayban”, melainkan Oakley, Gucci, Levi's, atau merk lainnya . Kita juga acap kali menyebut kaca jendela yang gelap dengan sitilah "kaca riben", dan ada yang menuliskannya "kaca Rayban". Bingung? Bhihihik.... coba balik kaos anda, dan anda akan tetap bingung :))

Pasta gigi merk Odol. Sumber: atlas-repropaperwork.com



Hal sejenis juga ditemui pada kata “odol” untuk penyebutan pasta gigi. “Odol” sendiri adalah merk pasta gigi buatan Jerman, yang dibawa masuk ke Indonesia oleh tentara penjajah Hindia Belanda. Walaupun sudah berpuluh-puluh tahun Odol tidak beredar di Indonesia, namun "odol" telah melekat di hati kita sebagai kata generik untuk menyebut pasta gigi (sumber: Wikipedia)

Iklan Odol. Sumber: dhmd.de
Pun demikian halnya dengan penyebutan aqua untuk air mineral, softex untuk pembalut wanita, pempers untuk popok bayi, indomie untuk mi instan, rinso untuk sabun cuci, dan sanyo untuk pompa air. Kenapa bisa demikian? Ya karena lebih enak saja untuk diucapkan; lebih singkat, padat, dan jelas menjurus ke benda yang dimaksud. Hehehe.... mungkin anda bisa menambahkan merk-merk lainnya, brosis....

Lha, lantas bagaimana dengan fenomena emblem Jeep itu tadi? Saya sendiri belum pernah mengadakan penelitian khusus tentang itu, tapi menurut dugaan saya, hal tersebut dikarenakan oleh faktor preferensi yang bercampur dengan sedikit kekurangtahuan (mohon maaf, CMIIW). Mungkin mereka menganggap emblem Jeep itu keren, dengan font type yang sesuai selera, dan dengan bahan logam yang bagus pula *menurut saya juga iya :)*. Membaca percakapan di media online, saya pun sering menjumpai orang-orang menuliskan kata: “jeepku”, “jeepmu”, “jeep kita”, "jeep" klonthang, dan sejenisnya, dengan kata  "jeep" padahal mobil yang sedang dibahas tersebut bermerk Suzuki dari jenis Katana dan Jimny. Jadi, untuk menyatakan bahwa mobil mereka tersebut berkategori jip, mereka memilih kata "jeep". Untuk alasan yang sama, mereka pun memilih emblem bertuliskan "Jeep" untuk ditempelkan di badan mobil. Emmmm.... Selain itu, saya kira ini juga dikarenakan oleh mudahnya emblem "Jeep" ditemui di pasaran, daripada emblem  "jip".

Bagaimana dengan pendapat brosis sekalian, adakah yang berpendapat lain? Atau sama dengan saya? Hehee.... Monggo, silahkan sharing.


~Piet~



Referensi:  
1. Badudu, J.S. & Sutan Mohammad Zain, 1996, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
2. Nugroho, Amien, 2005, Ensiklopedi Otomotif, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
3. Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Departemen Nasional, 2007, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
4. www.atlas-repropaperwork.com
5. www.dhmd.de
6. www.wikipedia.com

1 komentar: