Kamis, 21 Mei 2020

Mengapa Beli Jimny


Haiii…
Aje gile, nyaris setahun saya tidak nulis buat blog ini. Kemarin ini rasanya ampuuun deh sok sibuknya saya. Sampai-sampai, mau buat rileks sedikit dengan nulis yang ringan-ringan semacam ini kok takut dosa. Takut mengganggu pekerjaan mburuh saya, gitu maksudnya. So, pada kangen kagak sama eike? Kangen pingin nimpuk kanebo kelees? Huahuahaaa.

Baidewei, saat tulisan ini dibuat, negeri kita tercinta Indonesia dan negara-negara lain nyaris di seluruh dunia sedang dilanda pandemi covid-19 alias virus corona. Tepatnya sejak sekitar Februari lalu. Saya sudah dua bulan lebih bekerja dari rumah, dan masih mempraktikkan karantina mandiri. Kalau tidak urgen, saya tidak keluar rumah. Jika harus keluar rumah pun saya harus pakai masker kain untuk proteksi diri dan orang lain di sekitar saya. Meskipun tampaknya di rumah kayak orang libur tetapi ternyata sungguh penat pikiran dan fisik ini karena pekerjaan daring ternyata lebih menyita pikiran dan tenaga dengan cara yang berbeda. Fiuuhhh… semoga pandemi ini segera berlalu ya. Hidup biar kembali normal lagi. Aamiin.

Yuk mari kita cerita-cerita lagi. Saya mau sedikit flash back tentang mengapa saya dan masjo membeli Jimny, bukan mobil lainnya.

Jimny '88 beratap tanggung, tidak trepes dan tidak konde. Sudah dicat ulang dan dimodif sana-sini.


Jimny tahun ‘88
Jimny saya dibuat pada tahun 1988. Di bulan Mei 2020 ini dia sudah berumur 32 tahun, sudah lumayan tua. Kalau diibaratkan manusia, dia sudah menikah, punya dua-tiga anak, nyicil ini-itu, dan secara kematangan sudah cukup dewasa, walaupun kadang masih sering labil, hihihi. Kebetulan kemarin di awal bulan kami baru saja membayar pajak perpanjangan STNK tahunan. Habis berapa? Donwori brosis, cukup terjangkau kok, yakni sekitar 400-500 ribuan.

 
Kondisi awal pas baru saja dibeli, Mei 2014. Hehe... culun ya? Sangat standar.

Sebagaimana manusia, Jimny saya juga punya sejarah masa lalu yang manis-asem-asin-rame rasanya. Tak ketinggalan juga pahit dan sepet. Ya, namanya mobil tua, tentulah tidak asing  dengan yang namanya batuk-pilek, pegal-pegal, encok, meriang, masuk angin, kesemutan, serta tremor. Kadang beberapa bulan sehat-walafiat, kadang masuk puskesmas sekali sebulan, kadang beberapa kali; sering rawat jalan, pernah opname sampai seminggu lebih; berkali-kali ke sangkal putung; sering ke salon dan tukang pijet juga.

Soal pernah menggelindingkan bannya ke mana saja, dia belum jauh-jauh amat; baru seputar DIY, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Belum pernah keluar pulau. Di tahun-tahun awal, dia sering dibawa blusukan ke kebun, sungai, dan hutan. Sekarang, dia lebih sering marut jalan keluar kota untuk dolan camping ceria bersama sesama spesies Jimny-nya.

Jimny atau Katana sih?
Untuk penyebutan, kadang ada yang bilang Katana, kadang Jimny. Sependek pengetahuan saya, Katana itu identik dengan 4x2, Jimy identik dengan 4x4, meskipun ada pula Katana yang 4x4. Mobil saya sendiri di dalam kap mesin yang masih ori tertulis Super Jimny:, sedangkan di STNK tertulis Katana”.

Saya dan masjo sudah sepakat: belum akan beli mobil kalau belum punya rumah. Yups, kami cukup lama menyandang status “kontraktor”. Setelah cukup kenyang berpindah-pindah tempat tinggal, ya kamar kost, ya rumah kontrakan, ya perumnas sederhana, ya perumahan bersatpam 24 jam, akhirnya di awal tahun 2014 kami bisa menghuni rumah kami sendiri. Alhamdulillah..... Dan alhamdulillah lagi, dana beli rumah plus me-retouch-nya masih menyisakan sedikiiit lembaran merah dua bapak-bapak berpeci. Mulai deh kepikiran beli mobil. Waah nggayaaaa. Wong cuma punya berapa lembar duit aja kok berani ngincer mobil.

Hai Suzuki Satria FU, semoga kamu selalu baik-baik saja di sana dengan juraganmu yang baru ya... hiks, hiks. Motor kesayangan saya yang harus dilego buat "ditambahin rodanya" menjadi empat.

Betul sekali, jumlahnya masih jauh panggang dari api. Jangankan untuk beli mobil baru secara tunai, bahkan untuk DP mobil bekas pun belum cukup. Setelah ditimbang-timbang, untuk tambahan DP, dengan berat hati kami melego sepeda motor kesayangan yang amat sangat terawat, Suzuki Satria FU 150cc. Huaaaa…. Syedih. But, nggak apa-apalah. Seorang teman kami bilang pada masjo saat dia gotong-royong mendorong Jimny kami yang mogok, “Sama-sama Suzukinya, ya mending yang inilah, Pak.” Hehehe… iya deh.

Alasan beli Jimny
Ada sejumlah alasan mengapa kami membeli Jimny, bukan mobil lain.
1. Harganya murah
Yang ini pastilah menjadi alasan pertama: harga. Dengan uang 34,5 juta, kami sudah bisa memboyong kereta besi Jepang bekas ini ke rumah. Kalau jeli dan telaten hunting, brosis bahkan bisa nemu yang lebih murah dibandingkan itu; atau harga sama tapi kondisinya lebih bagus, pun speknya lebih tinggi. Ketika beli di tahun 2014, kami masih culun soal perjipan sehingga harga segitu dikira sudah murah, padahal…… ternyata barangnya amsyong parah, bobrok! Sekilas tampak lumayan waras sih, tetapi ternyata kami seperti baru beli bahan. Bahan yang selanjutnya harus dioprek sana-sini dulu hingga bisa berjalan normal. Tapi tak apalah. Dari situ kami justru jadi belajar banyak hal tentang body, mesin, dan lain-lain.
2. Irit BBM
Ini relatif sih, tetapi bisa dikatakan bahwa konsumsi BBM Jimny tidak boros. 1 liter bisa untuk 10-12 km, bahkan kalo disetel irit bisa lebih dari itu. Waktu masih standar ya bisa belasan km/jam, tetapi saat ini setelan Jimny kami dibuat untuk siap blusukan fun. Artinya, butuh tenaga ekstra dibandingkan hanya untuk berjalan di jalanan aspal datar normal. Dengan teknologi jadul noninjeksi, Jimny kami rata-rata minum Pertamax 9-10 km/liter.
3. Onderdilnya murah
Ya, realistis lah, namanya mobil sampun sepuh itu biasanya banyak penyakitnya. “Banyak” tersebut dikalikan sekian rupiah, sama dengan “banyak rupiah”. Walaupun banyak rupiah, namun itu relatif terjangkau karena sudah ngabehi atau meliputi banyak item. Merogoh kocek tak perlu dalam-dalam, hati pun jadi tenang. Misalnya, kaca spion pecah, gantinya hanya 250 ribu atau bahkan ada yang 45 ribu saja. Demikian halnya dengan urusan modifikasi, harga komponen-komponennya relatif masuk hitungan RAPBNyaik. Kendhil di dapur terlindungi untuk tegak berdiri. So, kalau ada rusak-rusakan, biaya perbaikan atau penggantian onderdilnya tidak membuat kendhil mengkurep.
4. Onderdilnya banyak dan beraneka macam
Apalah artinya murah jika tidak ada barangnya. Walaupun bukan mobil muda tetapi onderdil Jimny ini banyak beredar di pasaran. Onderdilnya juga bisa dipertukarkan dengan mobil jenis lain seperti Suzuki Carry yang banyak beredar sebagai angkot. So, walaupun mobil tua, tenang saja deh bab ketersediaan suku cadang. Rakyat Indonesia pun dari sononya sudah memiliki gen kreatif, rajin bikin ini-itu. Bila sulit ditemukan original SGP-nya, kita bisa membeli buatan lokal (juga Taiwan tentu saja, hehe), dan mobil pun bisa kembali berjalan tanpa harus menunggu lama karena harus inden onderdil terlebih dahulu.
5. Body tebal dan kuat
Dibandingkan dengan mobil-mobil baru keluaran “zaman now” yang tipis, body metal Jimny jauh lebih tebal sehingga relatif lebih menjamin keamanan dan keselamatan penumpang. Sasisnya pun kokoh. Overall kekokohan dan kekuatan Jimy tergambar pada build-nya tersebut *dan ikon badak itu:)*
6. Perbaikannya mudah
Saya bandingkan dengan mobil Eropa teman saya yang sama-sama beli seken, yang dia bilang “canggih”, apa-apanya terkomputerisasi deh pokoknya. Mobil itu seakan menjadi kebanggannya, tapi dia kerepotan sendiri pas mbetulin ini-itu karena harus ditangani oleh mekanik khusus, dengan cara khusus; harus disambungin ke komputer dululah, dan tarif perbaikannya bikin dia geluh. Hadehh! Ente ‘menggali kubur’ente sendiri kalo gitu, Om!
7. Bisa dimodif sesuai selera.
Eksterior dan interior Jimny mudah sekali di-custom sesuai selera. Mobil bisa tampil secara “kita banget”, tergantung berapa dana yang kita punya. Dalam hal ini, brosis perlu waspada sama virus modif Jimny yang bikin ketagihan. Terkhusus untuk para bro, jangan sampai ada aksi ngumpetin nota bengkel aja ya.
8. Ukurannya kecil, kompak
Carport rumah kami kecil mungil, sekitar 4x3 meter saja. Sebelum memutuskan beli mobil apa, kami butuh mengukur-ukur space tersebut dan size para kandidat yang bakal menghuninya. Kami membayangkan, dan selanjutnya memastikan, mobil apa saja yang bisa masuk dengan kondisi pintu pagar bisa ditutup. Kami tidak ingin mengganggu kenyamanan tetangga dengan parkir abadi di jalan depan rumah. Kami juga ingin mobil kami parkir di dalam pagar rumah sehingga keamanannya lebih terjamin. Jimny short pas banget untuk carport kami, bukan yang long.
9. Ada pintu belakang, dan jok belakangnya menghadap ke samping
Ini memudahkan saya memasukkan karya siap pamer yang berukuran besar, juga barang-barang segede Bagong lainnya, seperti kardus-kardus barang dan barang belanjaan.
10. Ground clearance tinggi, aman dari banjir dan jalanan jelek
Ground clearance yang tinggi membuat Jimny aman melibas banjir, aman buat menyeberangi sungai kecil, santai melewati jalanan berbatu atau jalanan jelek lainnya. Terlebih saya dan masjo menyukai memotret ke alam lepas yang kadang lebih seru kalau pakai blusukan, cocik dah.

Saat main di Sumedang dengan sesama spesies badak Jepang, 1 Februari 2020.

Jadi, begitulah ceritanya kenapa we prefer Jimny to any others. Sebagai bonusnya, setelah miara badak Jepang ini ternyata banyak keseruan yang kami dapatkan. Di Indonesia khususnya Jawa, klub jip dan klub Jimny-Katana itu banyak sekali brosis. Nah, acara-acara yang klub-klub tersebut adakan dapat menjadi destinasi main yang asyik, karena dekat dengan alam. Selain itu, kita juga jadi punya banyak teman di mana-mana.

Saran saya bagi brosis yang berniat beli Jimny, cobalah bersabar, ikutilah dulu forum-forum Jimny-Katana di medsos. Pelajari info-info seputar Jimkat agar tidak blank seperti kami dulu, sehingga pas fix beli, uang yang brosis keluarkan benar-benar sebanding dengan kualitas barang yang didapat.

Okey, semoga sedikit tulisan ini bisa bermanfaat bagi brosis yang masih maju-mundur dalam  memutuskan beli Jimny-Katana.

Wassalam.

~Piet~

1 komentar:

  1. Numpang promo ya Admin^^
    ayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com
    dengan minimal deposit hanya 20.000 rupiah :)
    Kami Juga Menerima Deposit Via Pulsa & E-Money
    - Telkomsel
    - XL axiata
    - OVO
    - DANA
    segera DAFTAR di WWW.IONPK.ME :-*
    add Whatshapp : +85515373217 ^_~

    BalasHapus